Friday, June 5, 2015

Kegiatan Bersih-bersih Hari 4

Nama: Vina Melinda
NIM: 1801380106
Tanggal kegiatan: 4 Juni 2015
Lokasi kegiatan: Print Screen (Ruko Palmyra Square 25A no.17, Ruko Jalur Sutera, Alam Sutera, Tangerang)

Tujuan kegiatan: Membantu membersihkan keadaan toko dengan mengepel, menyapu, mengelap kaca.

Hari ini merupakan hari keempat, dimana juga merupakan hari terakhir dari semua kegiatan bersih-bersih yang telah kami lakukan, pada kali ini kami kembali ke Print Screen untuk membersihkan toko tersebut
Seperti biasa tempat ini tidak terlalu kotor semua tertata rapi, kami pun juga berbagi tugas untuk membersihkan tempat ini seperti mengepel, mengelap dan menyapu.

Kelompok kami melakukan kegiatan seperti biasa, yaitu membersihkan kaca pintu, menyapu nagiam luar dan dalam toko serta mengepel bagian dalam toko. Seperti biasa tidak membutuhkan waktu lama untuk membersihkan tempat ini, setelah kegiatan selesai, kamipun hendak berterima kasih kepada para pegawai yang telah mengizinkan kami dalam melakukan kegiatan ini.



Thursday, June 4, 2015

Kegiatan Bersih-bersih Hari 3

Nama: Vina Melinda
NIM: 1801380106
Tanggal kegiatan: 3 Juni 2015
Lokasi kegiatan: Bakmi Bintang Gading (Ruko Palmyra Square Blok 25A No. 21 (Telaga Alam Sutera), Tangerang)


Tujuan kegiatan: Membantu membersihkan keadaan ditoko dengan menyapu, mengepel, mengelap, menata meja dan kursi.

Hari ketiga ini kami memutuskan untuk kembali membersihan restoran Bakmi Bintang Gading, kami pun kembali mengecek keadaan restoran, walaupun tidak separah sebelumnya tetapi sampah berserakan dimana-mana, meja berminyak, kursi tidak tertata rapi.
Kelompok kami kembali bergotong royong dalam membersihkan restoran dan berbagi tugas, ada yang mengepel, mengelap kaca, menata kursi, mengelap meja dan menyapu.
Tidak memerlukan waktu lama untuk membersihkan tempat tersebut karena keadaan restoran tidak terlalu kotor.




Pada akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada pegawai karena telah mengizinkan kami untuk membersihkan restoran tersebut.

Wednesday, June 3, 2015

Kegiatan Bersih-bersih Hari 2

Nama: Vina Melinda
NIM: 1801380106
Tanggal Kegiatan: 1 Juni 2015
Lokasi kegiatan: Print Screen (Ruko Palmyra Square 25A No.17, Ruko Jalur Sutera, Alam Sutera, Tangerang)


Tujuan kegiatan: Membantu membersihkan keadaan didalam toko dan diluar toko, menyapu, mengepel dan mengelap kaca pintu.

Keadaan toko ini tidak terlalu kotor sehingga kami tidan membutuhkan waktu yang lama untuk membersihkan toko ini, tempat ini sangat terjaga kebersihannya, kami merasa puas karena pegawai setempat juga bertanggung jawab dalam kegiatan kebersihan.



Tuesday, June 2, 2015

Kegiatan Bersih-bersih Hari 1

Nama: Vina Melinda
NIM: 1801380106
Tanggal kegiatan: 29 Mei 2015
Lokasi kegiatan: Bakmi Bintang Gading (Ruko Palmyra Square Blok 25A No. 21 (Telaga Alam Sutera), Tangerang)

Tujuan kegiatan: Membantu pegawai dalam membersihkan keadaan restoran, dengan menyapu, mengelap, mengepel dan mengatur meja serta kursi restoran.
Keadaan awal toko adalah terdapat banyak sampah berserakan serta kursi tidak tertata rapi, keadaan meja restoran pun masih berminyak walaupun telah dilap oleh pegawai restoran yang bertanggung jawab.

Kami pun berinisiatif untuk membersihkan restoran dengan meminta izin terlebih dahulu, kami pun sebenarnya sering pergi ke restoran itu sehingga pegawai dengan senang hati memberikan izin kepada kelompok kami untuk membersihkan restoran.

Sebelum memulai kegiatan, kelompok kami memutuskan untuk membeli perlengkapan berish-bersih terlebih dahulu di supermarket terdekat. Setelah itu kami bergotong royong memberishkan restoran,ada yang mengelap meja, menyapu, mengelap kaca pintu dan mengepel.
Setelah selesai melakukan kegiatan ternyata kami disuguhi teh manis oleh pegawai secara gratis, kami pun merasa sangat senang.


Tuesday, March 17, 2015

Run for Leprosy 2015


Event Run for Leprosy ini diadakan pada Minggu, 15 Maret 2015 merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap penderita penyakit kusta, merupakan charity event yang diadakan oleh Teach for Indonesia (TFI) yang bekerja sama dengan BINUS University.


Kesan dan Pesan setelah mengikuti event Run for Leprosy:
Saya termotivasi untuk hidup lebih sehat lagi, lebih peduli akan keadaan lingkungan sekitar, saya juga belajar untuk lebih menghargai hidup, berusaha untuk menjalani. hidup dengan lebih semangat lagi dengan mebawa harapan untuk mencapai masa depan yang lebih cerah nantinya. Acara ini sangat membantu untuk meningkatkan kepedulian diri dan lingkungan, saya mengalami banyak perubahan nyata.





Pengetahuan Tentang Penyakit Kusta:
          Kusta termasuk penyakit tertua. Kata kusta Berasal dari bahasa india Khusta dikenal sejak 1400 tahun sebelm masehi. Kata lepra ada disebut-sebut dalam kitab injil, terjemahan dari bahasa Hebrew Zaraath, yang sebenarnya mencakup beberapa kulit lainya. Ternyata bahwa berbagai deskriptip mengenai penyakit inisangat kabur, apalagi jika dibandingkan dengan kusta yang kita kenal sekarang ini.
         Kusta atau lepra merupakan penyakit yang menyerang sel saraf tepi, dan organ tubuh dalam jangka panjang mengakibatkan sebagian anggota tubuh penderita tidak dapat berfungsi dengan normal. kusta disebabkan oleh bakteri tahan yang  asam, gram positif, yaiu micobakterium Leprae. Penularan kusta dapt terjadi melalui kontak langsung dengan penderita dan udara pernafasan. Namun hal ini tergantung dari imunitas tubuh individu. Jika imunitas tinggi kemungkinana untuk menderita penyakit ini sangat jarang.
         Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa penyakit kusta hanyalah sekedar sejarah kelam masa lalu. Kenyataannya tidak seperti anggapan  banyak orang,  penderita penyakit kusta di Indonesia justru meningkat.  Tantangan lain yang tidak kalah beratnya adalah aspek sosial psikologis yang ditanggung oleh para penderita penyakit kusta. Mereka mendapat stigma, dan kemudian menjadi korban tindakan diskriminatif, dikucilkan dari pergaulan sosial, dan sulit memasuki lapangan kerja secara fair.
        Selain itu, banyak masyarakat yang beranggapan bahwa penyakit kusta adalah kutukan dari Tuhan Yang maha Esa atas dosa-dosa yang pernah dibuat, dan kutukan itu diyakini dapat mendatangkan bencana. Penderita kusta terisolisasi dan dikucilkan dari masyarakat luas.  Bahkan,  mereka tidak diakomodir dengan baik oleh masyarakat umum dan juga beberapa instansi.  Mereka dianggap sebagai orang yang perlu dikasihani atau bahkan dihindari dalam artian tidak diberikan kesempatan untuk berapresiasi dalam hidup mereka. Kurangnya kesadaran dari penderita kusta untuk berobat juga merupakan alasan meningkatnya kusta di Indonesia.  Dan juga kurang sosialisasi dari tenaga kesehatan untuk memberikan pengetahuan kepada penderita kusta dan masyarakat yang sehat.




Komitmen terhadap penyakit Kusta:
1. Tidak mengucilkan penderita kusta.
2. Merangkul penderita kusta agar mereka dapat menyesuaikan diri terhadap longkungan.
3. Menghargai penderita kusta itu sendiri.
4. Meningkatkan kesadaran akan penyakit kusta itu sendiri.


Saran mengenai bentuk sosialisai yang baik untuk penyakit kusta:
1. Melakukan sosialisasi pada penduduk setempat.
2. Melakukan kampanye.
3. Melakukan event sejenis untuk penderita penyakit kusta, saya kira akan sangat membantu para penderita.






Tuesday, February 3, 2015

Q&A Assignment #16 Chapter 14 Review Questions & Problem Set

Name : Vina Melinda
NIM  : 1801380106


Untuk kali ini saya akan menjawab Assignment #16 Problem Set dan Review Questions dari Chapter 14 dari Sebesta.


Review Question:


6. Q: What are the possible frames for exceptions in Ada?
A: The frame of an exception handler in Ada is either a subprogram body, a package body, a task, or a block.

7. Q: Where are unhandled exceptions propagated in Ada if raised in a subprogram?
A block? A package body? A task?
A: If the block or unit in which an exception is raised does not have a handler for that exception, the exception is propagated elsewhere to be handledProcedures – propagate it to the caller
Blocks – propagate it to the scope in which it appears
Package body – propagate it to the declaration part of the unit that declared the package (if it is a library unit, the program is terminated)
Task – no propagation; if it has a handler, execute it; in either case, mark it “completed”.

8. Q: Where does execution continue after an exception is handled in Ada?
A: Control simply continues after the exception clause.

9. Q: How can an exception be explicitly raised in Ada?
A: Exception handlers may be grouped at the end of a block, subprogram body, etc. A handler is any sequence of statements that may end:
- by completing;
- by executing a return statement;
- by raising a different exception (raise e;);
- by re-raising the same exception (raise;).

Suppose that an exception e is raised in a sequence of statements U (a block, subprogram body, etc.).
If U contains a handler for e: that handler is executed, then control leaves U.
If U contains no handler for e: e is propagated out of U; in effect, e is raised at the "point of call” of U.

So the raising of an exception causes the sequence of statements responsible to be abandoned at the point of occurrence of the exception. It is not, and cannot be, resumed.

10. Q: What are the four exceptions defined in the Standard package of Ada?
A: Constraint_Error, Program_Error, Storage_Error, and Tasking_Error.


Problem Set:


6. Q: In languages without exception-handling facilities, it is common to have
most subprograms include an “error” parameter, which can be set to
some value representing “OK” or some other value representing “error
in procedure.” What advantage does a linguistic exception-handling
facility like that of Ada have over this method?
A: There are several advantages of a linguistic mechanism for handling exceptions, such as that found in Ada, over simply using a flag error parameter in all subprograms. One advantage is that the code to test the flag after every call is eliminated. Such testing makes programs longer and harder to read. Another advantage is that exceptions can be propagated farther than one level of control in a uniform and implicit way. Finally, there is the advantage that all programs use a uniform method for dealing with unusual circumstances, leading to enhanced readability.

7. Q: In a language without exception-handling facilities, we could send an
error-handling procedure as a parameter to each procedure that can
detect errors that must be handled. What disadvantages are there to this
method?
A: There are several disadvantages of sending error handling subprograms to other subprograms. One is that it may be necessary to send several error handlers to some subprograms, greatly complicating both the writing and execution of calls. Another is that there is no method of propagating exceptions, meaning that they must all be handled locally. This complicates exception handling, because it requires more attention to handling in more places.

8. Q: Compare the methods suggested in Problems 6 and 7. Which do you
think is better and why?
A: When an exception occurs, the normal flow of execution is abandoned and the exception is handed up the call sequence until a matching handler is found. Any declarative region (except a package specification) can have a handler. The handler names the exceptions it will handle. By moving up the call sequence, exceptions can become anonymous; in this case, they can only be handled be the other handler.

9. Q: Write a comparative analysis of the throw clause of C++ and the
throws clause of Java.
A: Throw statement is used to retrieve the name of the class with the actual parameter, while the throws clause of Java specifies that exception class or any of its descendant exception classes can be thrown but no handled by the method.

10. Q: Compare the exception-handling facilities of C++ with those of Ada.
Which design, in your opinion, is the most flexible? Which makes it possible
to write more reliable programs?
A: Features introduced in C++ include declarations as statements, function-like casts, new/delete, bool, reference types, const,inline functions, default arguments, function overloading,namespaces, classes (including all class-related features such as inheritance, member functions, virtual functions, abstract classes, and constructors), operator overloading, templates, the:: operator, exception handling, run-time type identification, and more type checking in several cases. Comments starting with two slashes ("//") were originally part of BCPL, and were reintroduced in C++. Several features of C++ were later adopted by C, including const, inline, declarations in for loops, and C++-style comments (using the // symbol).

Monday, January 26, 2015

Q&A Assignment #15 Chapter 13 Review Questions & Problem Set

Name : Vina Melinda
NIM  : 1801380106


Untuk kali ini saya akan menjawab Assignment #15 Problem Set dan Review Questions dari Chapter 13 dari Sebesta.


Review Question:


6. Q: Describe the logical architecture of a vector processor.
A: Vector processor have groups of registers that store the operands of a vector operation in which the same instruction is executed on the whole group of operands simultaneously. Originally, the kinds of programs that could most benefit from this architecture were in scientific computation, an area of computing that is often the target of multiprocessor machines.

7. Q: What is the difference between physical and logical concurrency?
A: Physical concurrency is a multiple independent processors (multiple threads of control). While logical concurrency is the appearance of physical concurrency is presented by time-sharing one processor (software can be designed as if there were multiple threads of control)

8. Q: What is a thread of control in a program?
A: A thread of control in a program is the sequence of program points reached as control flows through the program.

9. Q: Why are coroutines called quasi-concurrent?
A: They are called quasi-concurrent because they have a single thread of control.

10. Q: What is a multithreaded program?
A: A multi-threaded program is a program designed to have more than one thread of control.


Problem Set:


6. Q: Suppose two tasks, A and B, must use the shared variable Buf_Size. Task A adds 2 to Buf_Size, and task B subtracts 1 from it. Assume that such arithmetic operations are done by the three-step process of fetching the current value, performing the arithmetic, and putting the new value back. In the absence of competition synchronization, what sequences of events are possible and what values result from these operations? Assume that the initial value of Buf_Size is 6.
A: The add and subtract operations are not atomic and could be interrupted in mid-operation when the other task could then run. If A runs to completion, then B runs to completion, Buf_Size has the value 7 (6 + 2 – 1). Similarly if B runs to completion then A runs to completion. If A or B get interrupted in the middle of adding or subtracting, then whichever task finishes last will determine the value in Buf_Size. If A runs but is interrupted after it fetches Buf_Size but before it stores the modified value (allowing B to fetch Buf_Size), or if B runs first and is interrupted after the fetch but before the store, allowing A to fetch Buf_Size, then if A finishes last Buf_Size will have value 8, and if B finishes last Buf_Size will have value 5.

7. Q: Compare the Java competition synchronization mechanism with that of Ada.
A: Java methods (but not constructors) can be specified to be synchronized. A synchronized method called through a specific object must complete its execu- tion before any other synchronized method can run on that object. Competition synchronization on an object is implemented by specifying that the methods that access shared data are synchronized. The competition synchronization mechanism of the Ada Language is intended to provide a facility for tasks to synchronize their actions.

8. Q: Compare the Java cooperation synchronization mechanism with that of Ada.
A: In Java, cooperation synchronization is implemented with the wait, notify, and notifyAll methods, all of which are defined in Object, the root class of all Java classes. Every object has a wait list of all of the threads that have called wait on the object. While in Ada, cooperation synchronization is required between two tasks that when the second task must wait for the first task to finish executing before it may proceed.

9. Q: What happens if a monitor procedure calls another procedure in the same monitor?
A: Implementation of a monitor can be made to guarantee synchronized access by allowing only one access at a time. Calls to monitor procedures are implicitly blocked and stored in a queue if the monitor is busy at the time of the call.

10. Q: Explain the relative safety of cooperation synchronization using semaphores and using Ada’s when clauses in tasks.
A: We need to take steps to make sure that different threads don't interact in negative ways. If one thread is operating on some data or structure, we don't want another thread to simultaneously operate on that same data/structure and corrupt the results; when Thread A writes to a variable that Thread B accesses, we need to make sure that Thread B will actually see the value written by Thread A; we don't want one thread to hog, take or lock for too long a resource that other threads need in order to make progress.