Tuesday, March 17, 2015

Run for Leprosy 2015


Event Run for Leprosy ini diadakan pada Minggu, 15 Maret 2015 merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap penderita penyakit kusta, merupakan charity event yang diadakan oleh Teach for Indonesia (TFI) yang bekerja sama dengan BINUS University.


Kesan dan Pesan setelah mengikuti event Run for Leprosy:
Saya termotivasi untuk hidup lebih sehat lagi, lebih peduli akan keadaan lingkungan sekitar, saya juga belajar untuk lebih menghargai hidup, berusaha untuk menjalani. hidup dengan lebih semangat lagi dengan mebawa harapan untuk mencapai masa depan yang lebih cerah nantinya. Acara ini sangat membantu untuk meningkatkan kepedulian diri dan lingkungan, saya mengalami banyak perubahan nyata.





Pengetahuan Tentang Penyakit Kusta:
          Kusta termasuk penyakit tertua. Kata kusta Berasal dari bahasa india Khusta dikenal sejak 1400 tahun sebelm masehi. Kata lepra ada disebut-sebut dalam kitab injil, terjemahan dari bahasa Hebrew Zaraath, yang sebenarnya mencakup beberapa kulit lainya. Ternyata bahwa berbagai deskriptip mengenai penyakit inisangat kabur, apalagi jika dibandingkan dengan kusta yang kita kenal sekarang ini.
         Kusta atau lepra merupakan penyakit yang menyerang sel saraf tepi, dan organ tubuh dalam jangka panjang mengakibatkan sebagian anggota tubuh penderita tidak dapat berfungsi dengan normal. kusta disebabkan oleh bakteri tahan yang  asam, gram positif, yaiu micobakterium Leprae. Penularan kusta dapt terjadi melalui kontak langsung dengan penderita dan udara pernafasan. Namun hal ini tergantung dari imunitas tubuh individu. Jika imunitas tinggi kemungkinana untuk menderita penyakit ini sangat jarang.
         Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa penyakit kusta hanyalah sekedar sejarah kelam masa lalu. Kenyataannya tidak seperti anggapan  banyak orang,  penderita penyakit kusta di Indonesia justru meningkat.  Tantangan lain yang tidak kalah beratnya adalah aspek sosial psikologis yang ditanggung oleh para penderita penyakit kusta. Mereka mendapat stigma, dan kemudian menjadi korban tindakan diskriminatif, dikucilkan dari pergaulan sosial, dan sulit memasuki lapangan kerja secara fair.
        Selain itu, banyak masyarakat yang beranggapan bahwa penyakit kusta adalah kutukan dari Tuhan Yang maha Esa atas dosa-dosa yang pernah dibuat, dan kutukan itu diyakini dapat mendatangkan bencana. Penderita kusta terisolisasi dan dikucilkan dari masyarakat luas.  Bahkan,  mereka tidak diakomodir dengan baik oleh masyarakat umum dan juga beberapa instansi.  Mereka dianggap sebagai orang yang perlu dikasihani atau bahkan dihindari dalam artian tidak diberikan kesempatan untuk berapresiasi dalam hidup mereka. Kurangnya kesadaran dari penderita kusta untuk berobat juga merupakan alasan meningkatnya kusta di Indonesia.  Dan juga kurang sosialisasi dari tenaga kesehatan untuk memberikan pengetahuan kepada penderita kusta dan masyarakat yang sehat.




Komitmen terhadap penyakit Kusta:
1. Tidak mengucilkan penderita kusta.
2. Merangkul penderita kusta agar mereka dapat menyesuaikan diri terhadap longkungan.
3. Menghargai penderita kusta itu sendiri.
4. Meningkatkan kesadaran akan penyakit kusta itu sendiri.


Saran mengenai bentuk sosialisai yang baik untuk penyakit kusta:
1. Melakukan sosialisasi pada penduduk setempat.
2. Melakukan kampanye.
3. Melakukan event sejenis untuk penderita penyakit kusta, saya kira akan sangat membantu para penderita.






No comments:

Post a Comment